Mahasiswa UGM juga
bahas kisruh kerajaan Gowa
Diskusi
kisruh kerajaan Gowa di UGM Yogyakarta, Rabu 14 September 2016
YOGYAKARTA – Prihatin
dengan polemik yang terjadi di Kabupaten Gowa antara Bupati Gowa yang baru saja
dilantik sebagai Kepala Lembaga Adat Daerah (LAD) Adnan Purichta Ichsan dan
Andi Maddusila yang merupakan Raja Gowa ke-37. Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Gajah Mada (UGM) menggelar diskusi panel membahas aspek kebudayaan
yang terjadi di Kabupaten Gowa.
Prof. Fuad Sahudu selaku Guru Besar Budaya dan Hukum
Perdata mengatakan, telah terjadi pelucutan budaya dan adat pada sejarah Gowa.
Salah satunya ‘Bate Selapang’ yang telah berganti fungsi, karena tugasnya telah
digantikan DPRD.
“Pengangkatan ‘Sombaya’ tidak melalui ‘Bate Salapang’
dan prosedur-prosedur yang tercantum dalam adat istiadat Kerajaan Gowa,” Kata
Fuad saat dikonfirmasi Rabu 14 September 2016.
Ia menambahkan, dari segi aspek hukumnya Perda Pemerintah
Kabupaten Gowa tentang Lembaga Adat Daerah (LAD), secara Hukum Pemkab
menjalankan fungsinya. Cuman yang jadi permasalahan ada pada poin yang
menyatakan Ketua LAD sekaligus menjadi sombaya (raja).
“Sangat bagus sebenarnya Perda LAD lantaran melestarikan
budaya. Cuman terlalu dipaksakan dan ada poin yang dinilai melanggar
aturan adat,” tambahnya.
Fuad mengharapkan sesama pemilik kepentingan baik
Pemkab Gowa dan Adat/Budaya (keturunan raja) sebaiknya menurunkan ego masing –
masing untuk memecahkan masalah. “Kami menyarankan solusi Perda LAD
tersebut dicabut kembali oleh DPRD Kabupaten Gowa,” ujarnya.
Al Ihksan Agus selaku Ketua Panitia diskusi sekaligus
kader Persatuan Mahasiswa Tau Sianakkang (PMTS) Makassar yang merupakan
organisasi kepemudaan yang peduli dengan kebudayaan Makassar
mengatakam, Perda tentang LAD tersebut perlu dikaji kembali, agar tidak
melunturkan nilai dari adat dan jati diri Kerajaan Gowa itu sendri. Seperti
pengangkatan ‘Sombaya’ harus mengikuti adat istiadat bukan mengikuti peraturan
daerah.
“Lantaran adat terlahir dari sejarah yang panjang.
Semoga dalam diskusi ini pemilik kepentingan mampu berpikir untuk
menginstropeksi diri sehingga tidak ada lagi gesekan diantara sesama masyarakat
Gowa dan pemerintah bersinergi dengan kerajaan,” Harapnya.