This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, Agustus 10, 2016

Berita Terkini, Aksi Atlet 13 Tahun Berlaga di Olimpiade Rio 2016

Aksi Atlet 13 Tahun Berlaga di Olimpiade Rio 2016

Atlet renang asal Nepal, Gaurika Singh beraksi dalam gaya punggung 100 meter Putri di Olimpiade Rio 2016, Rio de Janeiro, Brasil, (7/8). Gaurika Singh dinobatkan sebagai atlet termuda di Olimpiade Rio 2016. (REUTERS/Michael Dalder)

Gaurika Singh saat berlaga Olimpiade Rio 2016, Rio de Janeiro, Brasil, (7/8). Atlet wanita 13 tahun ini merupakan atlet berbakat dan memiliki bakat yang mampu bersaing dengan atlet yang lainnya. (REUTERS/Michael Dalder)

Aksi Gaurika Singh saat berlaga dalam gaya punggung 100 meter Putri di Olimpiade Rio 2016, Rio de Janeiro, Brasil, (7/8). Gaurika Singh merupakan korban dari bencana alam gempa Nepal pada 2015 lalu. (REUTERS/Michael Dalder)
Gaurika Singh saat bersaing dengan lawannya di gaya punggung 100 meter Putri di Olimpiade Rio 2016, Rio de Janeiro, Brasil, (7/8). Catatan terbaiknya Gaurika Singh di nomor tersebut adalah 1 menit 8,12 detik. (REUTERS/Michael Dalder)
Atlet renang asal Nepal, Gaurika Singh saat memberikan keterangan kepada awak media di Olimpiade Rio 2016, Rio de Janeiro, Brasil, (7/8). (ABMAEL SOARES DAPHNÉE DENIS / AFPTV / AFP)

Berita Terkini "Tatapan 'Iblis' di Pertandingan Renang Olimpiade Rio 2016"



Tatapan 'Iblis' di Pertandingan Renang Olimpiade Rio 2016



Liputan6.com, Rio de Janeiro - Seorang jagoan renang Olimpiade Rio 2016, Michael Phelps, tertangkap kamera memberikan tatapan 'iblis' yang diduga diarahkan kepada atlet asal Afrika Selatan, Chad Le Clos.
Tatapan tajam 'mematikan' dan muka masam sang atlet renang AS itu menjadi viral di dunia maya, setelah netizen mengubah wajah Phelps menjadi meme-meme lucu.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (10/8/2016) beberapa pengguna internet menuduh, pria berusia 31 itu 'dirasuki setan'. Ada pula yang menyebut, raut muka yang masam membuat Phelps terlihat seperti kucing 'Grumpy Cat'.

Tatapan 'Iblis' di Pertandingan Renang Olimpiade Rio 2016 (Dailymail.com)

Dalam sebuah meme, Phelps terlihat memegang pedang legendaris Star Wars dan terlihat siap menebas Le Clos yang berada di depannya. 
Tatapan 'Iblis' di Pertandingan Renang Olimpiade Rio 2016 (Dailymail.com)

Pada gambar selanjutnya, ekspresi muka atlet renang asal AS itu dibuat seolah-olah merupakan sebuah reaksi ketika dia merajuk.
Meme tersebut bertuliskan 'aku hanya ingin Pepsi. Hanya satu Pepsi, dan dia tidak mau memberikannya padaku'. 

Tatapan 'Iblis' di Pertandingan Renang Olimpiade Rio 2016 (Dailymail.com)
Meme selanjutnya memperlihatkan gambar mata Phelps mengeluarkan sinar laser, yang diarahkan ke kepala Le Clos, dan membuat rambut atlet Afrika Selatan itu terbakar. 
Tatapan 'Iblis' di Pertandingan Renang Olimpiade Rio 2016 (Dailymail.com)

Musuh Bebuyutan
Michael Phelps memang punya 'dendam' pada Chad le Clos. Pada Olimpiade London 2012, ia dikalahkan perenang Afrika Selatan itu dalam ajang renang gaya kupu-kupu 200 meter putra.
Phelps melakukan gerakan kupu-kupu yang sempurna dan indah, namun ia tidak tepat waktu saat finis, meluncur sedikit terlalu lama. Le Clos akhirnya meraih emas.
Kekalahan itu tak hanya mengguncang Phelps, namun juga tim AS yang tak pernah meraih emas sejak Olimpiade 2004 dalam renang gaya kupu-kupu pria.
Setelah Olimpiade London 2012, Phelp memutuskan pensiun. Namun, dua tahun kemudian ia kembali berlaga di kolam renang.
Pada akhirnya, pada Olimpiade Rio, Phelp meraih emas dengan catatan waktu 1 menit, 53,73 detik. Sementara, Le Clos, yang dibayang-bayangi kabar buruk bahwa kedua orangtuanya menderita kanker, ada di urutan keempat.
Tatapan 'Iblis' di Pertandingan Renang Olimpiade Rio 2016 (Dailymail.com)

"Tentu saja aku dan Michael bersaing. Aku ingin menang dan mengalahkannya," kata Le Clos sebelum perlombaan.
Apapun, hasil manis dipetik Phelps. Dengan lengan kokoh yang terangkat, senyum lebar di wajahnya, Michael Phelps membuktikan, ia adalah Nomor 1.
Pria asal Negeri Paman Sam itu adalah salah satu atlet olimpiade paling sukses sepanjang sejarah. Sudah 21 medali emas ia persembahkan pada negaranya dari kolam renang.
Setelah memenangkan perlombaan renang 200 meter gaya kupu-kupu, ia menyumbangkan medali emas lainnya dalam ajang beregu gaya bebas 4x200 meter -- hanya dalam semalam.
Pria 31 tahun itu merayakan kemenangannya itu dengan memeluk putranya yang masih bayi, Boomer.


Berita Terkini, Perjuangan Luar Biasa Nenek Buta Berusia Seabad Rawat Anak Lumpuh

Perjuangan Luar Biasa Nenek Buta Berusia Seabad Rawat Anak Lumpuh
Dalam kondisi penglihatan tak sempurna, nenek Rasinang merawat sang anak yang berusia 70 tahun seorang diri. (Liputan6.com/Eka Hakim)
Liputan6.com, Bulukumba - Kapolres Bulukumba, Sulsel, AKBP Slamet Rianto tak henti-hentinya meneteskan air mata setelah berhasil menemukan rumah Rasinang bin Rabani, seorang nenek buta berusia 100 tahun yang hidup di sebuah gubuk reyot bersama anaknya, Kammisi (70) dalam kondisi lumpuh.

"Saat ketemu nenek itu, saya langsung menangis dan tak tega melihat keadaannya yang serba kesulitan. Coba bayangkan dengan usia yang lapuk dan kondisi buta, ia masih teguh dan ikhlas merawat anaknya yang usianya juga renta dan dalam kondisi lumpuh. Hati saya seakan terkoyak melihat keadaannya," tutur Slamet dengan tangis tertahan menceritakan kondisi Nenek Rasinang kepada
 Liputan6.com via telepon, Rabu, 10 Agustus 2016.

Nenek Rasinang, kata Slamet, sejak lahir mengalami kebutaan. Sementara, anak tunggal hasil pernikahannya dengan almarhum Rabani itu mengalami kelumpuhan sejak lima tahun lalu.

"Ia awalnya menderita sakit selama 10 tahun dan lima tahun belakangan, akhirnya ia lumpuh dan sampai saat ini tak bisa lagi berjalan," tutur Slamet.

Dalam memenuhi kebutuhan makannya, Slamet mengungkapkan Nenek Rasinang bersama anaknya bergantung pada kedermawanan tetangga.

"Kadang juga nenek kalau tidak dapat bantuan tetangganya, ia tetap bersyukur meski hanya dengan mencicipi air bersama anaknya yang lumpuh
 tersebut. Itu pun nenek anggap sudah nyaman karena dapat
Kehidupan miris mulai dirasakan Nenek sejak suaminya Rabani wafat karena sakit. Dengan penglihatanyang tak sempurna, Rasinang harus berjuang merawat Kammisi seorang sendiri selama 10 tahun di rumahnya yang reyot itu. 

Penyakit sang anak justru berujung pada kelumpuhan. Saat itulah, beban nenek semakin berat. Namun dengan jiwa besar dan keikhlasan, ia menghadapi ujian Allah itu dengan kuat.

"Saya tak bisa menahan air mata haru melihat kondisi nenek tadi sehingga saya berikan bantuan meski ala kadarnya," ucap Slamet.

Slamet mengaku mendengar kabar sang nenek lewat media sosial. Karena penasaran dan sedih melihat kondisi yang dialami
 Nenek Rasinang, ia sengaja meninggalkan kantor untuk menuju pelosok Kabupaten Bulukumba yang berjarak kurang lebih 35 kilometer dari Mapolres Bulukumba.